Sabtu, 05 September 2015

CERPEN

LOVE THEM ENDLESSLY

          Hari itu seorang gadis memasuki ruangan kelas, hari itu adalah hari pertama dia memasuki kelas 7 setelah menjalani kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB) di sekolah menengah pertama yang bisa terbilang favorit di wilahnya, suatu kebanggaan tersendiri bagi gadis yang bernama “Adibah Khanza”.
            Setelah memasuki ruangan kelas dia sangat asing dengan suasana kelas yang berbeda dengan suasana kelas dari sekolah dasar asalnya, dia sangat kagum setelah melihat dinding kelas yang bewarna hijau daun dan aksesoris tentang lingkungan, kebetulan sekolah yang ia tempati adalah sekolah yang mengikuti program Adiwiyata dan sudah di tingkat Nasional.
            Ia duduk di bangku sebelah kiri baris ke 2 dengan teman barunya yang bernama “Bella Grazeva”, Dibah dan Bella tidak melihat coretan sama sekali di bangkunya, Dibah pun saling berkenalan dengan teman baru di sekitarnya, merekapun berbicara tentang danem yang di peroleh waktu Ujian Nasional kemarin.
            Tidak terasa hampir 1 semester Dibah menjadi siswa dari sekolah Adiwiyata tersebut, Dibah pun mempunyai teman dekat yaitu Bella teman sebangkunya sendiri, mereka semakin hari semakin akrab, kemanapun mereka selalu ber-2 sampai-sampai teman sekelasnya menjuluki adik kakak.
            Suatu hari mereka ber-2 dan di tambah 6 orang temannya di panggil ke ruang osis, dan ternyata mereka semua masuk di jajaran pengurus osis sekolahnya, mereka pun sangat senang waktu itu sudah masuk di jajaran pengurus osis, karena tidak semua siswa yang bisa masuk organisasi tersebut.
            Hari demi hari rapat pengurus osis pun diadakan, Dibah dan Bella mempunyai teman tambahan yang bernama (Dibah,Bella,Syifa,Liya,dan Rahma).
            Pada waktu kenaikan kelas 8 mereka ber-5 (Dibah,Bella,Syifa,Rahma, dan Liya) tidak ada yang satu kelas kecuali Syifa dan Bella, Dibah,Rahma, dan Liya hanya tetangga kelas saja.
            Saat pemilihan ketua osis dan calonnya ada Syifa,Kiki,dan Iqbaal, otomatis Dibah,Liya,Rahma,dan Bella memilih Syifa sebagai ketua osis di periodenya,dan saat pemungutan suara Syifa kalah dengan Iqbaal, dan yang menjadi ketua osisnya adalah “Iqbaal”, ketua osis 1 nya adalah “syifa”dan ketua osis 2nya adalah kiki.
            Rapat rutin ke-7 pun diadakan dan mereka ber-5 mempunyai  teman lagi yang bernama Salsa, Kiki, Aldi juga dekat dengan mereka ber-5 (Syifa,Liya,Dibah,Rahma, dan Salsa).
            Di kelasnya Dibah mempunyai teman yang bernama Dino, Dino juga kebetulan pengurus osis, lama kelamaan Dino juga dekat dengan teman-temannya Dibah. Dan mereka pun sering bekerja sama dalam hal-hal kegiatan osis, kegiatan tersebut memicu mereka semua tambah akrab.
            Suatu hari ada rencana yang membuat Dibah dan teman-temannya sedih, rencananya adalah Rahma sahabat mereka sendiri akan pindah sekolah keluar kota, karena ibunya akan bekerja di luar kota, pas hari H Rahma pindah, mereka semua menangis melihat keberagkatan Rahma sekeluarganya. Akhir-akhir itu mereka sangat kehiangan, tetapi mereka semua sadar mereka bisa berkomunikasi di Video call dan sosmed lainnya.
            Kenaikan kelas 9 mereka mempuanyi 1 teman lagi namanya “Bastian”, mereka semua tidak satu kelas lagi kecuali Syifa,Liya,Dibah,salsa dan Aldi dengan Iqbaal.
            Pada suatu hari ada kejadian yang tidak mengenakkan dan membuat kecewa Syifa dan teman-temannya, yaitu Bella sahabatnya sendiri menjauhi mereka tanpa alasan yang jelas. Tetapi mereka ber-9 (syifa,Liya,Dibah,Salsa,Bastian,Kiki,Aldi,Iqbaal,Dino) berusaha tidak memusuhi Bella tetapi tidak di sangka Bella tambah menfitnah yang tidak-tidak tentang mereka ber-9, akhirnya mereka ber-9 sepakat untuk tidak menggubris Bella. Dan membiarkan Bella untuk sadar.
            Karena berita yang tidak jelas mereka ber-9 agak terpecah dan tidak akur seperti dulu lagi, sedangkan  Syifa,Dibah,Liya,dan Salsa mencari cara agar mereka bersatu seperti dulu lagi, dan mereka ber-4 mempunyai ide untuk pergi ke salah satu mall yang terbilang agak jauh dari tempat tinggal mereka, karena Kiki,Aldi,Bastian,iqbaal,dan Dino ingin ke tempat tersebut.
            Mereka ber-9 pun berdiskusi dan mereka sadar mereka masih SMP dan tidak wajar untuk pergi ke Mall untuk menonton Bioskop tanpa pendamping, dan akhirnya mereka mengajak pembina osis mereka ke tempat tersebut, mereka pun berangkat siang dan pulang malam.
            Alhasil mereka ber-9 pun tidak seperti sebelumnya yang terpecah dan bersatu lagi, hari demi hari pun mereka lalui bersama, suka duka hidup mereka lalui bersama dan tidak kerasa mereka sudah di reformasi dari jabatan pengurus osis nya dan akan melakukan Ujian Nasional SMP, UN akan di lakukan 2 hari lagi, mereka pun berkonsentrasi dengan Ujian Nasional.
            Setelah Ujian Nasional selesai mereka masih sibuk dengan pilihan sekolahnya masing-masing, Syifa dan Dibah yang katanya akan masuk pondok pesantren kurang yakin apa yang akan di lakukan oleh mereka, dan mereka semua berpencar, ada yang di luar kota, dan ada pula yang ke luar negeri karena alasan tertentu.
            Suatu hari mereka berkumpul di rumah baru Dibah , dan Iqbaal tiba-tiba bertanya pada sahabat-sahabatnya itu “andai kalian punya Doraemon apa yang akan kalian lakukan?” aldi menjawab “aku akan meminta mesin waktu dan berjalan ke masa lalu kita yang selalu bersama,tertawa bersama,menjalani suka duka masa SMP bersama seperti saling mencontek kalau ada tugas dan lain-lain.” Dino,Bastian,Liya,Salsa,Syifa,dan Dibah juga menjawab seperti itu hanya saja kata-katanya yang berbeda, “sebaiknya kalian jangan melihat masa lalu, lihatlah masa depan yang menanti kita, bukan kita yang menanti masa depan” kata Iqbaal, tiba-tiba Kiki yang tadi belum menjawab dia berkata “aku akan meminjam mesin seandainya dan meminta seandainya kita ber-9 bisa lulus dengan  danem yang baik waktu UN SMA, dan bisa sukses bersama-sama saat kita bertemu lagi dan sudah bisa membanggakan orang tua kita.”
            Mereka ber-9 pun terharu dengan kata-kata Kiki, dan Syifa yang mudah menangis, mengawali tangisannya dan di susul oleh ke-8 sahabatnya itu karena terharu dengan drama tanpa skenario hidup mereka Syifa pun berkata I PROMISE GUYS WE WILL SUCCES TOGETHER LATER, AND WE WILL CAN BOAST OUR PARENTS WITH OUR SUCCES IN COMING PERIOD . Dan ke-8 sahabatnya pun berkata secara serentak “WE PROMISE”. Setelah itu mereka ber-9 berpelukan dengan air mata yang mengalir di pipinya.

Kesimpulan : “Bahagia adalah di saat kita dan sahabat tertawa bersama, dulu, kini dan sampai kita sukses bersama nanti”.

                                                                                                                                                                                                                    By: Aliddina Nur Afifah (9C)



PENGORBANAN SEORANG SAHABAT

Bel istirahat akan berakhir berapa menit lagi. Wina harus segera membawa buku tugas teman-temannya ke ruang guru sebelum bel berbunyi. Jabatan wakil ketua kelas membuatnya sibuk seperti ini.Buku-buku yang dibawa Wina jatuh semua karena ada orang yang menabrak dan entah lari kemana. Jangankan menolongnya, meminta maaf pun tidak.
“Sial! Lari nggak pakek mata apa ya...” tegur Wina.
 Dengan wajah masam ia mulai jongkok untuk merapikan buku-buku yang terjatuh.
“Kasian banget, Bukunya jatuh semua ya?” cemoh seorang cowok dengan senyum sinis.
Sejenak Wina berhenti merapikan buku-buku, ia mencoba melihat orang yang berani mencemohnya. Ternyata dia alex, Lalu Wina mulai melanjutkan merapikan buku tanpa menjawab pertanyaan cowok tersebut.
Teeeett… Bel tanda berakhirnya jam istirahat terdengar nyaring.
“Maksud hati pengen bantu temen gue yang jelek ini. Tapi apa daya udah keburu bel. Jadi sorry nggak bisa bantu.” ucap cowok tersebut.
Begitu cowok itu membalikkan badannya, Wina yang sudah selesai membereskankan buku. Wina mulai mengayunkan kaki kanannya kearah kaki kiri cowok tersebut,dan kemudian menendangnya dengan keras.
“Adooooww” pekik cowok tersebut sambil menggerang kesakitan.
“Makan tuh sakit!!” ejek Wina sambil berlari sambil membawa buku-buku yang tadi sempat berserakan.
Bisa dibayangkan gimana sakitnya tuh kaki.
“Wina….”
 Wina menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya. Ternyata dari kejauhan Amel teman baiknya sejak SMP sedang berlari kearahnya.
“Woe non, budeg ya? Nggak denger teriakan gue. Temen macem apaan yang nggak nyaut sapaan temennya sendiri.” ucap Amel dengan bibir monyong.
“Sorry deh Mel. Gue lagi bad mood, pengen cepet pulang.”
“Bad mood? Jelas-jelas lo tadi bikin gempar satu kelas. Udah nendang kaki cowok ampe tuh cowok permisi pulang, nggak minta maaf lagi.” jelas Amel panjang lebar
.“Hah? Sampe segitunya? Kan gue cuma nendang kakinya, masak segitu parahnya?”
Wina benar-benar nggak nyangka. Masa sih keras banget? Tuh cowok ternyata bener-bener lembek, pikirnya dalam hati.
“Kenapa sih kalian berdua selalu berantem? Masalahnya masih yang itu? Itu kan SMP. Dulu banget. ” ujar Amel polos, tanpa bermaksud mengingatkan kejadian yang lalu.
 “Lagi pula gue udah bisa nerima kalo Alex nggak suka sama gue.”
“Tau ah!”

Keesokan harinya, ada seorang perempuan yang menumpahkan fanta rasa stowbwrry ke rambut Wina.Ia nggak bisa melawan,karena Ia kini ada di WC perempuan. Apalagi ini jam terakhir. Nggak ada yang akan bisa menolongnya sampai bel pulang berbunyi.
Plaakk.. Tamparan mulus mendarat di pipi Wina. Kesabaran Wina akhirnya sampai di level terbawah.Buuugg! Tonjokan Wina mengenai tepat di hidung Linda. Linda yang marah makin meledak. Perang dunia pun tak terelakan. Tiga banding satu. Jelas Wina kalah. Tak perlu lama, Wina sudah jatuh terduduk lemas. Rambutnya sudah basah dan sakit karena dijambak, pjpinya sakit kena tamparan. Kepalanya terasa pening.
“Lo mau nggak jadi pacar gue? Apapun jawabannya gue terima.”
Wina diam tak sanggup berkata-kata. Dilangkahkan kakinya pergi meninggalkan UKS. Meninggalkan Alex yang termenung sendiri.
“Maksud lo apa?” bentak Wina menantang. Ia nggak diterima di guyur kayak gini.
“Belum kapok di guyur kayak gini?” balas cewek tersebut sambil menjambak rambut Wina.
“Mana fanta jeruk yang tadi?” ucap cewek itu lagi, tangan kanannya masih menjambak rambut Wina.
“Lo mau gue siram lagi?” tanya cewek itu lagi.
“Mana ada orang yang secara sukarela mau berbasah ria dengan fanta stroberry atau pun jeruk? Teriak Wina.” Ia tau kalau cewek di depannya ini bernama Linda.
“Gue rasa, gue nggak ada masalah ama lo.” teriak Wina sambil mendorong Linda dengan sadisnya. Kedua teman Linda, Thata dan Mayang dengan sigap mencoba menahan Wina. Tapi Wina malah memberontak.
“Buruan Lin, ntar kita ketahuan.” kata Mayang
Wina membaringkan diri tempat tidur yang tersedia di UKS. Alex memegangi sapu tangan dingin yang diletakkan di sekitar pipi Wina. Wina lemas luar biasa.
 “Ntar bisa pulang sendiri kan?” tanya Alex.
“Bisalah. Emang lo mau nganter gue pulang?”
“Emang lo kira gue udah lupa sama rumah lo? Jangan kira lo nolak gue terus gue depresi terus lupaen segala sesuatu tentang diri lo. Gue masih paham bener tentang diri lo. Malah perasaan gue masi sama kayak dulu.” jelas Alex sejelas-selasnya. Alex pikir sekarang udah saatnya ngungkapin unek-uneknya.
Kelas masih sepi. Hanya ada beberapa murid yang baru datang. Diliriknya bangku sebelah,ternyata amel sudah datang terlebih dahulu.Semalam Wina nggak bisa tidur, karena bayangan Alex selalu terbesit di benaknya.
“Kenapa lo nggak mau nerima dia? Gue tau lo suka Alex tapi lo nggak mau nyakitin gue.” sejenak Amel tersenyum. “Percaya deh, sekarang gue udah nggak ada rasa sama Alex. Dia cuma temen kecil gue dan nggak akan lebih.”
Ingin rasanya Wina menolak. Amel terlalu baik baginya. Dia sendiri tau sampai saat ini Amel belum sepenuhnya melupakan Alex. Tapi Wina juga tak ingin mengecewakan Amel. Berlahan diangkatnya jari kelingkingnya.
“Janji..” gumam Wina lirih.
“Sahabat selalu ada disaat kita membutuhkannya, menemani kita disaat kita kesepian, ikut tersenyum disaat kita bahagia, bahkan rela mengalah padahal hati kecilnya menangis…”


By: Ahmad Umam N. (9G) 




 SA Tale

   “Haaahh~  Akhirnya Kita bisa juga pergi ke Jepang..” Seru Aira, “Yap! Mimpi Kita waktu SD terwujud juga!” Balas Salsa, “Ayo! Bis kita mau berangkat!”
   Mereka berdua pun segera menaiki Bus yang akan membawa mereka menuju Tokyo International Airport. Mereka akan kembali ke Indonesia setelah berlibur satu minggu di Tokyo.
@Surabaya
   “Lihatlah! Foto – foto kita..” Ujar Salsa sambil menunjukkan foto – foto mereka berdua di Tokyo, “Yak! Lihatlah!” Serunya kemudian seraya menggoyang – nggoyangkan bahu Aira karena Aira mengacuhkannya, “Oh? Ada apa?” Tanya Aira, “Kau ini! Memang siapa mengirimimu pesan?” Salsa merebut Ponsel milik Aira. Mereka tengah berada didalam Bus menuju Tempat tinggal mereka.
   “Kak Willy?” Tanya Salsa, “Mm..”
   “Apa kalian sering bertukar pesan?”
   “Tentu saja, Aku dan Kakakku kan romantis, hahaha..” Jawab Aira sambil tertawa garing, “Kau! Cepat perbaiki masalahmu dengan Kakakmu.” Saran Aira, “Tidak mau! Aku tidak akan meminta maaf sebelum Ia yang meminta maaf padaku lebih dulu.” Balas Salsa, “Kau ini kekanakan sekali.. Bagaimana kalau nantinya Kau terlambat memperbaiki semuanya??” Tanya Aira khawatir.
   “Tidak ada kata terlambat..”
   “Kau jangan meremehkan kata itu..” Ujar Aira, “Aku benar! Lagipula ini semua salah Kakakku! Aku tidak akan meminta maaf padanya lebih dulu- Akhh!!” Tiba – tiba Bus yang mereka tumpangi sedikit terguncang.
   “Apa yang terjadi??” Tanya Salsa, “Aku tidak tahu.. Sudahlah Kita harus duduk dengan tenang.” Balas Aira, Aira lalu menyandarkan punggungnya seraya menutup mata.
   Salsa memutuskan untuk mengambil gambar pemandangan yang dilewati Bis mereka. Aira membuka matanya, “Apa yang Kau lakukan?” Tanyanya, “Mengambil gambar.” Jawab Salsa singkat, “Bis ini lajunya cepat sekali..” Komentar Aira.
   Bis mereka kembali terguncang, namun kali ini lebih besar, jalan yang mereka lewati memang lumayan buruk. Bis tetap melaju dengan kecepatan yang lumayan tinggi, sang supir tidak menyadari jika didepan mereka ada tikungan tajam. Sang supir itu kemudian melihat sebuah mobil pick up didepannya, dibelakang mobil itu ada sebuah truk bermuatan berat yang berusaha menyalip mobil pick up tersebut, Sang supir berusaha menginjak rem, tapi apa daya jarak mereka sudah dekat. Pada akhirnya Sang supir pun membanting setirnya ke arah kiri. Hingga akhirnya Bus itu menabrak pembatas jalan lalu terguling ke dalam jurang beberapa kali.
-2007 September 16th-
   “Ai.. Kamu tahu? Aku suka banget jadi teman Kamu..” Ujar Salsa saat masih kecil, “Sama.. Aku juga..” Balas Aira kecil, “Mau tidak jadi sahabatku?” Tawar Salsa kecil, “Emangnya kalau mau sahabatan harus bilang dulu ya?”
   “Entah..” Jawab Salsa kecil sambil terkekeh, “Kita itu sudah jadi sahabat..” Ujar Aira kecil, “Kamu benar, hehe..”
   “Ke kantin yukk..” Ajak Aira kecil.
-2009 September 16th-
  Ai.. Kalau besar nanti.. Kamu pengen jadi apa?” Tanya Salsa, “Jadi manusia lah..” Jawab Aira sambil terkekeh, “Bukan seperti itu! Jadi dokter, pilot, guru atau apa?”
   “Mm.. Psikiater?? Atau Psikolog?”
   “Bukannya Psikiater itu yang memeriksa orang – orang gila ya?” Tanya Salsa, “Kau ini.. jangan menganggap itu buruk! Itu pekerjaan yang mulia.. Kelak Pasienku nanti akan bercerita tentang masalahnya padaku.. lalu Aku akan membantunya. Aku ingin memahami perasaan orang lain.” “Baiklah.. Ku tunggu hari itu datang..” Balas Salsa, “Kau sendiri?”
   “Aku tidak tahu..” Jawab Salsa sambil menunjukkan cengirannya.
##SATale##
DUARR!!!
   Bus itupun meledak. Beruntung Aira dan Salsa tidak didalam Bus, “Sa.. Ayo menjauh dari sini.. ini tidak uhukk uhukk baik untukmu..... Banyak asap-uhukk uhukk.” Ujar Aira yang sempat terbatuk karena asap kebakaran, “Sa.. Kau masih-uhukk sadar kan?”
   “Ai.. Apa Kau berdarah? Tunggu sebentar-uhukk (batuk) Aku akan panggil bantuan..” Ujar Salsa lalu beranjak bangun, “Tidak, jangan-uhukk uhukk.” Cegah Aira, namun Salsa tidak menghiraukannya, “Sa-“
   “Uhukk uhuukk uhukk uhukk.” Salsa terduduk tak jauh dari tempat Aira terbaring, “Sa..” Aira mencoba untuk bangun, menghampiri Salsa, “Ponsel.. Sa.. mana ponselmu-uhukk uhukk” Aira mencari ponsel miliknya dan milik Salsa.
   “Uhukk uhukk uhukk uhukk...”
   “Sa..tunggulah sebentar.. mana ponselnya?? Sa tunggulah-uhukk uhukk..pasti tidak-uhukk jauh dari sini.. ketemu!” Aira menoleh ke arah Salsa, “Sa!!” Aira berjalan pincang menghampiri Salsa yang terkulai tak berdaya.
  “Kak Harry.. Jemput Salsa-.. ce-patt-uhukk uhukk” Aira pun tak sadarkan diri, meninggalkan Sehun yang diselimuti kekhawatiran.
##SATale##
   “Eungh..” Aira mencoba membuka kedua matanya, “Aku masih hidup?” Gumamnya. “Ai, Kau sudah bangun?” Ia mendengar suara itu samar, Ia mengenal suara itu. “Kakak..” Ucapnya dengan suara paraunya. “Salsa..”
   “Dia belum sadar.” Ujar Willy. “Antar Aku kesana..” Balas Aira. “Kau tidak boleh..” Ucap Willy yang terlihat bingung,Ia tahu Aira pasti menghawatirkan Salsa. “Tunggu sebentar, Aku akan memanggil suster.”
   Selang beberapa menit Willy kembali bersama seorang suster. “Kau boleh menjenguknya.” Ujar Willy dengan senyuman hangatnya. Aira pun tersenyum. Willy dan suster itu memindahkan Aira ke sebuah kursi roda. “Ahh!” Serunya ketika Willy mengangkat tubuhnya. “Apa sakit? Kau bisa menahannya?” Tanya Willy. “Aku baik – baik saja.” Willy pun melanjutkan kegiatannya.
   Mereka pun pergi ke Ruang Inap Salsa.
##
   “Sa.. Kau sudah sadar?” Tanya Aira terkejut. Salsa yang terbaring lemah di ranjangnya hanya mengangguk. Ia tersenyum senang melihat siapa yang menjenguknya. Willy mendorong kursi Aira ke ranjang Salsa. Mereka pun berbincang – bincang dengan senang, walaupun keadaan mereka yang sama parah. Itu tidak mengurangi prosentase sebarapa dekatnya mereka.
##SATale##
   Waktu menunjukkan pukul 12.50. Willy dan Harry tertidur di sofa Kamar Salsa, sedangkan Aira masih setia menemani Salsa.
   “Ai.. Kau tahu Aku sangat menyayangimu kan?” Tanya Salsa. “Aku tidak hanya mengetahuinya, tapi merasakkannya.” Jawab Aira. “Ai, bagaimana jika Aku tidak bisa hadir saat pernikahamu nanti?” Tanya Salsa yahg mengejutkan Aira. “Apa yang Kau katakan? Aku menikah masih lama, Aku bahkan tidak terpikir untuk menikah, hihi.”
   “Aku ingin melihatmu bahagia. Kau terlalu sering menangis.” Ujar Salsa. “Apa yang Kau bicarakan, Sa?” Tanya Aira yang mulai bingung.
“Ai, Aku mengantuk..” Ujar Salsa, Aira menghela nafasnya seraya berkata, “Tidurlah.. Aku akan menemanimu.” Salsa menggelengkan kepalanya, “Aku takut.” Ucapnya. “Apa yang Kau takutkan?” Tanya Aira lembut, Ia memegang tangan Salsa.
                   “Aku tidak mau pergi, Ai..” Ujar Salsa yang membuat Aira terkejut. “Kau mau kemana?” Tanyanya kemudian. “Aku masih ingin bersamamu, Aku tidak ingin pergi..” Salsa mulai menitihkan air matanya. “Kau tidak akan pergi, Sa..” Aira mencoba menenangkan Salsa. “Aku ingin tidur, Aku sudah siap, Ai. Ada sebuah surat di tasku, bacalah.” Kata Salsa. “Apa maksudmu, Sa? Kenapa Kau mengatakan salam perpisahan, seolah – olah ini adalah perpisahan kita?!” Tanya Aira, air mata mulai membanjiri pipinya, Ia tidak mau Salsa pergi. Ia baru saja sadar dari komanya selama seminggu. Ia bahkan menahan mati – matian rasa sakit yang sedari tadi menghinggapi tubuhnya hanya untuk bertemu Salsa, tapi Ia sudah mau pergi? Kenapa Tuhan tidak adil padanya? “Jangan berpikir kalau Tuhan tidak adil padaku, ini sudah ditentukan oleh-Nya.” Ucap Salsa. “Jangan pergi.. kumohon..” Aira berujar dengan suara seraknya. “Kenapa Kau bersikap seolah – olah ini adalah perpisahan kita?” Tanya Salsa. “Kau yang memulainya.”
“Jangan lupa katakan permintaan maafku pada Kakakku, dan katakan padanya kalau Aku sangat menyayanginya. Aku juga mencintaimu, Ai~”
   “Sa.. Sa.. bangunlah.. Kau tidak benar – benar pergi kan? Sa.. Sa.. Kenapa Kau pergi? Kau tidak senang Aku disini? Kau bahkan belum melihatku menjadi Psikiater yang hebat. Kau jahat..”
##SATale##
Two weeks later
   Willy dan Sehun berdiri di antara dua batu nisan. Didepan masing – masing nisan tersebut terdapat seikat bungah yang segar. “Mereka adalah sahabat sejati.” Ujar Willy, Harry mengangguk mengiyakan. Mereka pun pergi meninggalkan tempat itu. Terukir di kedua batu nisan itu, Salsa Nabilah dan  Aira Aurelia.
##
   Hai, Nona Aira.. Ada yang ingin Aku katakan. Aku tahu kata cinta memang sudah biasa. Tapi Aku sangat menyayangimu. Jauh di lubuk hatiku, terukir namamu dengan indah. Dan nama itu tidak akan hilang dari sana. Ai.. Maafkan Aku,Aku orang yang buruk, bukan? Aku selalu memarahimu Ai, Aku selalu menceritakan padamu sebuah kesdihanku, sehingga Kau pun ikut sedih. Aku selalu membuatmu menangis, tidak pernah membuatmu bahagia. Pantaskah Aku menjadi sahabatmu, Ai? Ai..Jangan jadi orang sepertiku ya.. Jadilah orang yang hebat.. Bukankah Kau ingin membuatku bangga? Ketika Aku sudah pergi nanti, carilah sahabat yang akan bersikap lembut padamu setiap waktu. Jangan pernah menyebut namaku, Aku takut orang – orang akan menjauhimu karena Aku. Saat orang – orang bertanya siapa teman terbaikmu, jawablah nama temanmu yang lain, jangan Aku. Aku sudah cukup menyusahkanmu selama hidupku. Aku selalu menangis didepanmu. Aku selalu mengeluh padamu, Aku selalu mengganggumu. Ai.. Kita bertemu, berbicara, Kita tumbuh bersama, menghabiskan waktu bersama, dan menjadi teman baik. Aku selalu berangan – angan bagaimana jika Kau meninggalkanku?Tidak, Ai.. Biar Aku yang pergi lebih dulu.. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana Aku nanti.. Ai.. Terima kasih telah hadir dalam hidupku, Aku sangat bersyukur dapat bersamamu. Aku sangat bersyukur menjadi sahabatmu. Jangan takut sendiri, Aku akan selalu bersamamu, menemanimu.. Terima kasih.. Terima kasih temanku.. Kau adalah sahabat terbaikku.. Aku sangat menyayangimu.. Sangat..Maafkan Aku..
Salsa N.
#
   Tidak pernah sekalipun terbesit kata menyesal di kepalaku. Hidup bersamamu bukanlah bencana. Bohong jika Kau bilang Kau tidak pernah membuatku bahagia, Kau tersenyum dan saat itulah Aku bahagia. Sa.. Ingatkah Kau ketika Aku bertanya semenyedihkan apa cinta itu. Lalu Kau menjawab, “Mungkin sampai Kau ingin mati. Tapi cinta yang aku alami sangat memnyenangkan.. bersamamu..” Kau tahu betapa bahagianya Aku saat itu? Jangan merendahkan dirimu.. Kau orang yang luar biasa, Kau orang yang akan menangis ketika Aku menangis. Kau tahu betapa bersyukurnya Aku ketika mendengar kata sayang darimu. Kau orang yang akan marah ketika Aku tidak membalas pesanmu. Kau tahu, Aku merasa seperti ada orang yang menyayangiku di dunia ini. Hidupku bukanlah, kehidupan yang menyenangkan, justru penuh kegelapan. Tapi Kau datang,membawaku menuju tempat yang terang. Menunjukkan padaku, kalau hidup tidak seburuk yang Aku bayangkan. Kau orang yang hebat. Sangat hebat.. Terima kasih telah memilihku menjadi sahabatmu, My Lovely Deer..
Aira A.

*HBD S.A.G.P!

By: Umi Nabilah (9c)





1 komentar:

Unknown mengatakan...

Hiks hiks... tersentuh bangettt....
Daebak cerpennyaaa... the best prensent for my birthday!! Thank youuuu #elapingus

KOTAK SARAN